Setelah selesai sarapan, aku pamit pada mom, untuk berangkat ke sekolah.

"Mom, aku berangkat, ya!" kataku seraya membawa buku yang bertumpuk-tumpuk, yang diberikan oleh Camelien.
"Baiklah. Hati-hati di jalan, ya, Sayang!" jawab mom yang masih makan.

Aku segera turun ke bawah. Kereta kuda berwarna putih keemasan. Didalamnya ada tempat duduk yang berhadapan tentunya.
Jezz, pengendara kereta kuda, segera melajukan kuda-kudanya. Aku yang di dalamnya terasa tenang.

"Mengapa, ya, kenapa Elea tidak berbicara apa-apa, denganku? Kenapa dia berangkat duluan, dan tidak menungguku?" aku terus berpikir. Tiba-tiba, pintu kereta dibuka.

"Silahkan turun, Tuan Putri," kata Jezz padaku.
"Terima kasih!"
"Ya, terima kasih kembali!"

Aku segera turun dari kereta kuda, dibantu oleh Jezz. Sampai di sekolah, ternyata gerbang besar cokelat sekolah sudah ditutup! Gawat!

"Bagaimana, ini? Mengapa aku bisa telat?" tanyaku panik dalam hati. Charlie, penjaga gerbang sekolah putri itu, menoleh padaku.

"Putri Alea? Kok bisa telat? Putri Elea dan putri-putri lainnya sudah masuk. Mereka sedang belajar dengan Nona Marie," ucap Charlie. Aku jadi tergagap menjawabnya.
"Emm, tidak. Ku kira, ini jam 8, ternyata jam 9.. y.. yaa? la.. lla.. lalu? Aku bagaimana, Charlie?" tanyaku lumayan panik.
"Hmmm,, ya sudah, Putri masuk, saja! Biar saya yang bicara pada Nona Marie," jawab Charlie berbaik hati. Aku mengangguk.

Charlie membukakan gerbang besar coklat itu padaku. Aku masuk. Aku dan Charlie berjalan menuju ruang laboratorium. Kata Charlie, mereka sedang belajar sains di sana.


Nah, bagaimana kelanjutannya? Apa yang Charlie katakan? Bagaimana nasib Alea? Tunggu kelanjutannya, ya! hanya di coretanpenaalya.blogspot.com/CerpenByAlya.

-BERSAMBUNG-

Label: Cerpen By Alya